I’m Pandu, a 28-year-old farmer from the metropolitan city of Jakarta. My unstoppable desire to be a farmer has motivated me to practice farming in some villages in Java using different growing techniques in the last five years. My current activities include being a farm consultant, making formulas for growing crops, and gardening in my backyard.
There are plenty of challenges that are faced by millennial farmers nowadays such as climate change, lack of access to technology, lack of access to water, lack of access to market, market instability, lack of new generation of farmers, and lack of access to land. Just a very little percentage of millennials has land ownership.
To solve the problem of lack of new generation of farmers, food security in the pandemic era, unemployment, and waste and environmental issues, I strongly recommend a policy that provides access to unutilized land to be cultivated by the unemployed and teenagers to produce their own food. All we need is space. Our experience in building a collective garden powered by local resources shows that when this policy recommendation is granted, the issues will be solved holistically.
Pandu
Indonesia
Kepada Yang Terhormat
Bapak Syahrul Yasin Limpo
Kementerian Pertanian di Indonesia
Saya Pandu, 28 tahun, petani dari kota metropolitan Jakarta. Hasrat dan ambisi saya yang tak terbendung menjadi petani membawa saya untuk bertani di beberapa desa di Jawa dengan berbagai teknik bercocok tanam selama lima tahun terakhir ini. Aktivitas saya saat ini adalah sebagai konsultan pertanian, membuat formula pertanian, dan berkebun di pekarangan rumah saya.
Banyak tantangan sebagai anak milenial dan sebagai petani saat ini seperti perubahan iklim, akses teknologi, akses air, akses pasar, stabilitas pasar, regenerasi petani, dan akses lahan. Hanya sebagian kecil milenial yang memiliki tanahnya sendiri.
Untuk mengatasi regenerasi petani, ketahanan pangan di era pandemi, pengangguran, limbah, dan isu lingkungan, saya sangat merekomendasikan kebijakan yang memberikan akses lahan yang tidak terpakai untuk digarap oleh pengangguran dan remaja untuk memproduksi pangannya sendiri. Yang kita butuhkan hanyalah lahan.
Pengalaman kami dalam membangun kebun bersama merupakan simulasi bahwa ketika rekomendasi kebijakan ini diberikan, didukung oleh sumber daya lokal, masalah berikut ini akan diselesaikan secara holistik. Apalagi jika program tersebut juga turut didukung oleh APFP (Asia-Pacific Farmers ‘Program).
Terima kasih atas pertimbangan Anda
Comments are closed