This article is originally published by beritajatim.com.

Lamongan (beritajatim.com) – Komunitas Metro Fish Marine Lamongan menggelar sarasehan untuk peningkatan kesejahteraan petani tambak. Selama ini, para petani tambak berhadapan dengan sejumlah persoalan terkait produknya.

Kegiatan ini bertempat di Pusat Pemberdayaan dan Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu ‘Metro Fish Marine’, Dusun Cumpleng, Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Lamongan, pada Sabtu (10/9/2022).

Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara Metro Fish Marine, Aliansi Lamongan Petambak Pantura (Alpatara), dan Aliansi Petani Indonesia (API), yang didukung oleh Asian Farmers Association for Sustainable Rural Development (AFA), Asia Pacific Farmers Forum – Farmers Organizations for Asia (APFP-FO4A), bersama Dinas Perikanan Lamongan.

Ketua Metro Fish Marine Community, Dwi Budi Andreanto mengungkapkan bahwa Metro Fish Marine adalah kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) yang diorganisir oleh Alpatara di bawah naungan AJI dan didukung oleh Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan

“Kelompok ini terdiri dari 50 pembudidaya ikan kerapu. Jumlah areanya seluas 58 hektar dengan 54 plot, yang memiliki potensi produksi mencapai 136 ton. Kalau saat ini produksinya sekitar 30 ton,” ujar Andre, Sabtu (10/9/2022).

Mengenai masalah atau tantangan yang sering dihadapi, Andre menyebut, di antaranya seperti kurangnya akses modal, kurang memadainya fasilitas dan infrastruktur untuk produksi, kurang maksimalnya pendistribusian hasil panen ke pasar, dan mahalnya harga pakan.

“Apalagi saat pandemi Covid-19 menghantam, banyak pembudidaya ikan kerapu yang kelimpungan. Pasalnya, biaya operasional kadang lebih tinggi daripada keuntungan yang didapat saat panen. Belum lagi risiko terjadinya luapan banjir yang masuk kolam saat air laut pasang,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, Andre berharap, melalui kegiatan ini para petani tambak bisa segera mendapatkan solusi yang tepat, sehingga kesejahteraan mereka juga mengalami peningkatan.

“Semoga dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, nantinya usaha para pembudidaya ini bisa kembali menggeliat dan perekonomian pasca pandemi pun bisa bangkit kembali. Sehingga hal ini juga bisa membuka lapangan kerja lebih luas lagi bagi masyarakat sekitar,” harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Hubert Boirard selaku perwakilan dari AFA menyampaikan bahwa tim AFA bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD) siap membantu untuk meningkatkan potensi yang ada di daerah, utamanya kepada pembudidaya ikan di Lamongan.

“IFAD ada untuk membantu peningkatan potensi daerah. Sehingga saat ini kami hadir untuk mengamati proses dan progresnya secara langsung. Kami akan mendalami permasalahan ini sesuai konteks yang ada,” tuturnya.

Setelah melakukan pendalaman tersebut, Hubert Boirard mengatakan, nantinya akan dicarikan solusi bersama dengan objektif dan dilakukan kerjasama agar pendapatan pembudidaya ikan ini mampu meningkat secara signifikan.

“Dengan pendalaman terhadap permasalahan yang dihadapi secara objektif, diharapkan pendapatan akan meningkat. Sehingga, hari ini kita bisa bergerak lebih baik untuk hari esok,” tandasnya.

Hal senada juga dikatakan Sekretaris Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Lamongan, Tri Wahyudi. Menurutnya, selama ini Diskan Lamongan sudah berupaya untuk membantu dan memfasilitasi para petani yang ada di Lamongan.

Meski begitu, ia menambahkan, pandemi Covid-19 telah membuat usaha para petani atau pembudidaya ikan cukup kalang kabut. Sehingga kerjasama dari semua pihak diperlukan agar kesejahteraan para petani ini bisa terus meningkat.

“Diskan Lamongan terus menggalang dukungan dari sejumlah pihak agar kesejahteraan nelayan bisa meningkat, utamanya pasca pandemi Covid-19. Kami juga telah membantu untuk menyalurkan fasilitas dan alat produksi, seperti kincir air 11 unit dan lainnya,” ucapnya.

Tri Wahyudi berharap, nantinya kerjasama antara Metro Fish Marine dengan AFA bisa terus berlanjut. Sehingga nanti bisa meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan yang ada di kawasan pantai utara Lamongan ini

“Ini suatu kehormatan bagi kami. Sebelumnya hal ini belum pernah dilakukan, utamanya kunjungan dari luar negeri. Metro Fish Marine adalah salah satu dari kelompok budidaya ikan kerapu yang ditetapkan oleh KKP sebagai kawasan kampung kerapu, jadi sudah ada legalitasnya, juga merupakan binaan dari Diskan,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Alpatara Mas’udi AM menyampaikan rasa terimakasihnya atas dukungan dan arahan dari berbagai pihak kepada petani tambak. Atas dukungan tersebut, setidaknya saat ini para pembudidaya ikan kerapu masih mampu bertahan.

“Saya harap usaha pertanian yang kami lakukan ini bisa lebih baik dan berkembang lagi. Semoga nantinya melalui bantuan modal kerja, teknis, dan advokasi ini bisa benar-benar memberdayakan para petani lokal. Sehingga kemiskinan ekstrem yang ada di pedesaan bisa ditekan,” kata Mas’ud.

Sebagai informasi, setelah digelar sarasehan ini Tim AFA yang terdiri dari Maria Elena Rebagay, Juneliza Chiara I. Pandela, Alok Kumar dan Rifai dari API bersama pembudidaya langsung meninjau ke lokasi tambak ikan kerapu yang ada di kawasan setempat.

Turut hadir dalam kegiatan ini di antaranya Pengurus API, Kepala Bidang Perikanan Budidaya Diskan Lamongan, Penyuluh Perikanan Lamongan, Pengusaha Bina Mandiri Usaha asal Situbondo, Alpatara dan sejumlah pembudidaya ikan setempat. [riq/beq]

This article is originally published by beritajatim.com.

Tags:

Comments are closed